Riska Nursalam

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
ANGKUH

ANGKUH

#tantangangurusiana

#tantanganmenulis30hari

#tantanganmenuliske21

Jalan dan berjalanlah sampai kearah yang kamu inginkan. Butiran debu yang boleh dikatakan penyakit buat manusia, salah satu yang sangat langkah, agar kehidupan dimuka bumi ini tak bisa berjalan. Berbagai terpaan, berbagai godaan, sehingga didalam kepribadian manusia tersendiri dicekam, karena tak layak untuk diperlihatkan. Virus yang merasuki sanubari kita, semua raga dicekik, lantas untuk apa lagi dilanjutkan.

Kisa sepasang manusia yang hinggap dalam satu kompleks, awalnya hanya sebagai biasa saja, teman bahkan sekedar perkenalan saja, namun setelah berbagai memuai protes dan masukan, yang penting tidak melakukan hal-hal negatif semuanya diterima. Setelah mendapat masukan sperti ini, sepasang manusia ini lebah dalam bertindak dan berprilaku. Sangat senang rasanya ketika kecaman itu hilang seolah tak ad masalah. Selangkah demi selangkah bergerak dan memperlihatkan yang terbaik, secara garis besar kepada semua petinggi ulama, dan khusus kepada masyarakat setempat.

Kebahagiaan nampak dari dalam hati, muka dan mata yang berkaca-kaca sulit dibahasakan. Sangat bahagia bisa diterima. Sepasang manusia ini selalu memperlihatkan rasa kasih sayang yang berlebihan, mereka berdua sudah sangat dekat, boleh dikata ya sudah seperti keluarga. Kata mereka kami selalu yankin dengan hal-hal positif yang kami perlihatkan, hanya satu kedipan mata saya bisa lakukan dan buktikan. Ragu emang selalu ada namun karena kelebihan yang kami miliki berdua sehingga keraguan itu hilang. Kami saling mengisi, apa pun kata orang, itu semuanya karena tak merestui hubungan kami.

Kedipan itu sebagai bagian dari nyawa kami, melalui jawaban yang sederhana dilandasi rasa kejujuran saya bisa lewati, banyak hal yang tak bisa kami pungkiri, karena disisi lain diantara kami sudah tak biasa lagi, namun karena kami sama-sama memiliki niat kedipan satu kali makanya kami lakukan. Sisi lainya selalu ada yang ingin menjadi yang terbaik, boleh dikata sebagai dewa penolong, tapi karena rasa kebahagian itu sehingga kami bertahan.

Berlanjutnya hungan itu didasari karena rasa ingin tahu, miliki serta rasa kasih sayang, makanya apa yang menjadi senjata  orang buat kami, tak bisa mengacaukan atau memisahkan kami.

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post